Langsung ke konten utama

CERPEN : JUNI & JULI


“Juni & Juli”
Aku selalu mencintaimu-dengan caraku sendiri-

Juni-
****
Sang pelindung. Begitulah aku menamainya, dia akan selalu ada di depanku untuk melindungiku dan aku akan setia mengekor di belakangnya. Sejak kami terlahir, sekalipun aku tak pernah melihat wajahnya tapi dia ada di hadapanku, dia menghabiskan umur-nya untuk berdiri di depanku.
Kami tinggal di satu rumah, tapi tak pernah menyapa. Sejujurnya aku menyimpan rasa keingintahuan yang dalam terhadap pria yang yang ada di depanku ini. Apakah aku mencintainya?
  Saat dia hilang, akulah yang menggantikan posisinya. Tiga puluh satu hari berlalu, dan aku akan kembali berada di belakangnya.Umur kami memang tidak lebih dari tiga puluh satu hari, tapi kami tak akan pernah mati. Jika tahun berganti, kita berdua akan lahir kembali dengan data yang tidak jauh berbeda. Orang – orang menyebutnya Juni dan memanggilku Juli.
“Hey . .!” bisikku padanya.
Dia tak menjawab, aku tau dia mendengarku tapi kenapa dia tidak pernah menyapaku balik?! kenyataan itulah yang membuatku hancur! kenapa manusia menjadikannya pelindungku jika dia tak mencintaiku?
“Mei . .” ujar Juni memanggil nama wanita yang berdiri di hadapannya.
Jika aku bisa menangis, mungkin beberapa detik usai panggilan itu air mataku sudah mengalir deras, tapi apa? aku tidak bisa melakukan apapun selain memandang punggung Juni yang berwarna putih itu.
“Jun, aku sayang kamu, apa kamu punya rasa yang sama? kamu ditakdirin jadi pelindung aku, tapi kenapa kamu malah sayang Mei? kenapa juni diletakkan di depan Juli jika Juni sendiri tak suka ada di depan Juli, ” batinku meremas segala angka yang ada di wajahku.
Hanya ada derita yang tersisa semenjak Juni memanggil nama wanita cantik yang ada di depannya itu. Badai besar terapung – apung bersama hancurnya hati yang tak berbentuk ini, Juli cinta Juni tapi juni cinta Mei! bayangan itulah yang membuat ombak dalam jiwaku menghantam serpihan cinta yang masih saja utuh untuk Juni.
 Aku hanya menuggu Juni menghabiskan sisa umurnya yang tak lebih dari tujuh hari lagi, dan satu bulan mendatang aku juga akan mati dan melupakan semua rasa sakit yang pernah aku rasakan.
 “Juni akan selalu ada untuk Juli, dan Juli akan selalu ada di belakang Juni untuk melengkapi ketidaksempurnaannya.” kalimat terakhir Juni sesaat sebelum dia melangkah kearah belakang.
Apa maksudnya? mungkinkah dia . .? ahh, Juni punya rasa yang sama? akhirnya setelah hampir putus asa rasanya aku mencintainya, sebuah kalimat yang lebih indah dari milyaran bintang diatas langit kudengar dari mulut juni langsung. Butiran air seperti mengalir dari balik angka satu di wajahku bersama sesuatu yang melayang dalam otakku.
Tapi apa yang bisa kulakukan? aku harus menunggu sampai tahun berikutnya untuk memperjelas kalimat itu, karna setelah kepergianku tak akan ada kata – kata yang mampu terucap.
Tiga ratus enam puluh lima hari berlalu bersama penantian panjangku, aku harus mulai dari mana? apa yang harus aku katakan pada Juni? sebuah detakan kencang menyapa angka delapan di tubuh tipisku ketika aku akan memulai kalimat pertamaku.
“Apa maksud kamu?” ucapku dengan nada yang teramat kecil, mungkin bisa dikatakan bisikan.
Juni diam lagi! dia tidak pernah membalas apa yang aku katakan, aku hanya perlu sebuah penjelasan dari kalimatnya tahun lalu dan aku hanya menagih bayaranku menunggu selama setahun ini.
“Juni!!” teriakku frustasi.
“Kamu masih nggak ngerti? orang – orang udah pada tau kalo Juni ditakdirkan untuk Juli, dan Juli akan selalu menjadi milik Juni!” kalimat yang akhirnya terlontar dari mulut Juni yang selama ini bungkam.
“Kamu sayang aku?” aku memastikan.
“Juni akan selalu sayang Juli, untuk itulah manusia menempatkan aku di depanmu, untuk menjadi perisaimu, untuk menjadi hal yang lebih dari pada kertas yang dipenuhi oleh angka dan tulisan, untuk menjadi sempurna dengan adanya kamu di belakangku.”
Lembaran kertas putih yang dipenuhi angka dan tulisan yang kusebut sebagai tubuh menghangat dalam sentuhan Juni yang begitu meneduhkan, mahluk sedingin itu ternyata bisa menjadi hangat.

Thanks For Reading :)
Kunjungi juga ceritaku yang lain di aplikasi Wattpad https://www.wattpad.com/user/AlyaLaksmi

Komentar