“Juni & Juli”
Juni-
Sang pelindung. Begitulah aku menamainya, dia akan selalu ada di depanku
untuk melindungiku dan aku akan setia mengekor di belakangnya. Sejak kami
terlahir, sekalipun aku tak pernah melihat wajahnya tapi dia ada di hadapanku,
dia menghabiskan umur-nya untuk berdiri di depanku.
Kami tinggal di satu rumah, tapi tak pernah menyapa.
Sejujurnya aku menyimpan rasa keingintahuan yang dalam terhadap pria yang yang
ada di depanku ini. Apakah aku mencintainya?
Saat dia hilang, akulah yang menggantikan
posisinya. Tiga puluh satu hari berlalu, dan aku akan kembali berada di belakangnya.Umur
kami memang tidak lebih dari tiga puluh satu hari, tapi kami tak akan pernah
mati. Jika tahun berganti, kita berdua akan lahir kembali dengan data yang tidak
jauh berbeda. Orang – orang menyebutnya Juni dan memanggilku Juli.
“Hey . .!” bisikku padanya.
Dia tak menjawab, aku tau dia mendengarku tapi
kenapa dia tidak pernah menyapaku balik?! kenyataan itulah yang membuatku
hancur! kenapa manusia menjadikannya pelindungku jika dia tak mencintaiku?
“Mei . .” ujar Juni memanggil nama wanita yang
berdiri di hadapannya.
Jika aku bisa menangis, mungkin beberapa detik usai
panggilan itu air mataku sudah mengalir deras, tapi apa? aku tidak bisa
melakukan apapun selain memandang punggung Juni yang berwarna putih itu.
“Jun, aku sayang
kamu, apa kamu punya rasa yang sama? kamu ditakdirin jadi pelindung aku, tapi
kenapa kamu malah sayang Mei? kenapa juni diletakkan di depan Juli jika Juni
sendiri tak suka ada di depan Juli, ” batinku meremas segala angka yang ada di wajahku.
Hanya ada derita yang tersisa semenjak Juni
memanggil nama wanita cantik yang ada di depannya itu. Badai besar terapung –
apung bersama hancurnya hati yang tak berbentuk ini, Juli cinta Juni tapi juni
cinta Mei! bayangan itulah yang membuat ombak dalam jiwaku menghantam serpihan
cinta yang masih saja utuh untuk Juni.
Aku hanya
menuggu Juni menghabiskan sisa umurnya yang tak lebih dari tujuh hari lagi, dan
satu bulan mendatang aku juga akan mati dan melupakan semua rasa sakit yang
pernah aku rasakan.
“Juni akan
selalu ada untuk Juli, dan Juli akan selalu ada di belakang Juni untuk
melengkapi ketidaksempurnaannya.” kalimat terakhir Juni sesaat sebelum dia
melangkah kearah belakang.
Apa maksudnya? mungkinkah dia . .? ahh,
Juni punya rasa yang sama? akhirnya setelah hampir putus asa rasanya aku
mencintainya, sebuah kalimat yang lebih indah dari milyaran bintang diatas
langit kudengar dari mulut juni langsung. Butiran air seperti mengalir dari
balik angka satu di wajahku bersama sesuatu yang melayang dalam otakku.
Tapi apa yang bisa kulakukan? aku harus
menunggu sampai tahun berikutnya untuk memperjelas kalimat itu, karna setelah
kepergianku tak akan ada kata – kata yang mampu terucap.
Tiga ratus enam puluh lima hari berlalu
bersama penantian panjangku, aku harus mulai dari mana? apa yang harus aku katakan
pada Juni? sebuah detakan kencang menyapa angka delapan di tubuh tipisku ketika
aku akan memulai kalimat pertamaku.
“Apa maksud kamu?” ucapku dengan nada
yang teramat kecil, mungkin bisa dikatakan bisikan.
Juni diam lagi! dia tidak pernah
membalas apa yang aku katakan, aku hanya perlu sebuah penjelasan dari
kalimatnya tahun lalu dan aku hanya menagih bayaranku menunggu selama setahun
ini.
“Juni!!” teriakku frustasi.
“Kamu masih nggak ngerti? orang – orang
udah pada tau kalo Juni ditakdirkan untuk Juli, dan Juli akan selalu menjadi
milik Juni!” kalimat yang akhirnya terlontar dari mulut Juni yang selama ini
bungkam.
“Kamu sayang aku?” aku memastikan.
“Juni akan selalu sayang Juli, untuk
itulah manusia menempatkan aku di depanmu, untuk menjadi perisaimu, untuk
menjadi hal yang lebih dari pada kertas yang dipenuhi oleh angka dan tulisan,
untuk menjadi sempurna dengan adanya kamu di belakangku.”
Lembaran kertas putih yang dipenuhi
angka dan tulisan yang kusebut sebagai tubuh menghangat dalam sentuhan Juni
yang begitu meneduhkan, mahluk sedingin itu ternyata bisa menjadi hangat.
Kunjungi juga ceritaku yang lain di aplikasi Wattpad https://www.wattpad.com/user/AlyaLaksmi
Komentar
Posting Komentar